PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING
DESA SUKARAJA
KECAMATAN SEGINIM.
Sukaraja-seginim, kamis (18/11/2021) Penyuluhan Pencegahan Stunting di Desa Lokus Stunting Program Bangga Kencana Kegiatan masyarakat desa Sukaraja kecamatan Seginim. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa, Tim dari DPPKBP3A, Ibu Hamil, Ibu menyusui, dan Kader Bangga Kencana.
Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang dapat menyebabkan tubuh mereka berperawakan pendek. Beruntungnya, masalah stunting pada anak sudah bisa dicegah sejak masa kehamilan,
Seorang anak bisa dikatakan terkena stunting, jika tinggi badannya berada di bawah standar pertumbuhan anak seusianya. Tidak hanya tampak pendek, stunting juga berisiko mengganggu perkembangan kognitif, mengganggu kemampuan belajar anak, dan meningkatkan risiko anak mengalami berbagai penyakit kronis ketika dewasa.
Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari faktor genetik, kurangnya asupan nutrisi saat di dalam kandungan dan setelah lahir, infeksi berulang, hingga tingkat pengetahuan orang tua yang rendah mengenai tumbuh kembang normal anak.
Cara Mencegah Stunting pada Anak sejak Masa Kehamilan
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko anak mengalami stunting sejak masa kehamilan:
1. Penuhi kebutuhan nutrisi
Ini merupakan salah satu hal yang penting dilakukan guna mencegah stunting pada anak. Agar proses tumbuh kembang anak bisa berjalan dengan optimal, ia perlu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup di 1000 hari pertama kehidupannya, yakni sejak masih menjadi janin hingga usia sekitar 2 tahun.
Selama hamil, pastikan Bumil mengonsumsi cukup makronutrien, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Selain itu, Bumil juga perlu mengonsumsi makanan dan minuman yang kaya vitamin dan mineral, yakni zat besi, asam folat, kolin, magnesium, yodium, zinc, vitamin A, vitamin B, dan vitamin D.
Untuk mencukupi asupan nutrisi di atas guna mencegah stunting pada anak, Bumil perlu mengonsumsi beragam jenis makanan sehat bergizi seimbang, seperti ikan, telur, daging, seafood, kacang, biji-bijian, susu, keju, yoghurt, serta aneka buah dan sayuran.
2. Lakukan pemeriksaan kandungan secara rutin
Rutin melakukan pemeriksaan kandungan adalah hal yang tidak kalah penting dalam mencegah stunting pada anak. Pemeriksaan rutin selama kehamilan diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin, dan mendeteksi apabila terdapat masalah pada janin atau kesehatan Bumil.
Dengan demikian, dokter bisa melakukan penanganan lebih awal, agar anak tidak mengalami stunting dan menjaga kondisi kesehatan Bumil tetap baik.
3. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga penting untuk Bumil jalani guna mencegah terjadinya infeksi selama kehamilan.
Penting untuk diingat bahwa infeksi bakteri, virus, atau parasit tertentu yang Bumil alami bisa meningkarkan risiko janin mengalami stunting atau bahkan masalah kesehatan lain yang lebih serius, seperti cacat bawaan lahir.
Oleh karena itu, ingatlah untuk mencuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, terutama saat sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, setelah berpergian, dan setelah dari kamar mandi.
Selain itu, bila Bumil memiliki binatang peliharaan di rumah, terutama kucing, pastikan bahwa tempat kotorannya benar-benar terjaga kebersihannya. Saat membersihkan kotoran binatang peliharaan, selalu gunakan sarung tangan dan cuci tangan setelahnya.
4. Hindari paparan asap rokok
Untuk mendukung pertumbuhan janin yang sehat, Bumil juga harus berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok. Pasalnya, paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko anak terlahir prematur, memiliki berat badan lahir rendah, hingga mengalami stunting.
Jika ada anggota keluarga yang merokok di rumah, Bumil sebaiknya meminta mereka untuk tidak merokok di dalam rumah. Sementara itu, saat berada di luar rumah, guna menghindari paparan polusi, debu, serta kuman dan virus di udara, Bumil bisa mengenakan masker.
5. Berolahraga secara rutin
Berolahraga secara rutin saat hamil dapat mendukung kehamilan yang sehat sekaligus meningkatkan stamina dan kebugaran Bumil. Olahraga saat hamil juga baik untuk mendukung pertumbuhan janin dan mengurangi risikonya untuk mengalami stunting.
Itulah berbagai informasi seputar cara mencegah stunting pada anak yang bisa dilakukan sejak masa kehamilan. Apabila Bumil masih memiliki pertanyaan seputar cara mencegah stunting, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
Cegah Stunting, Ibu Menyusui Perlu Nutrisi Makro dan Mikro
Stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus stunting yang tinggi.
Jika tak ditangani dengan tepat, stunting dapat berdampak pada kemampuan kognitif atau kecerdasan anak.
Anak akan mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta tidak dapat mencapai potensi maksimalnya. Kabar baiknya, stunting dapat dicegah
Salah satu cara mencegah stunting adalah dengan memberikan ASI eksklusif pada bayi di usia 0-6 bulan yang dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Berikan juga MPASI yang tepat dan bernutrisi lengkap mulai usia 6 bulan.
Manfaat ASI untuk Cegah Stunting
Manfaat ASI
memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Kandungan nutrisi dalam ASI sangat
padat sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan
pertama kehidupannya.
ASI juga mengandung lemak dan protein yang penting untuk pertumbuhan bayi,
serta perkembangan sistem sarafnya.
Selain itu, ASI juga mengandung berbagai antibodi yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan
risiko stunting. Jadi, menyusui merupakan salah satu cara mencegah stunting
yang efektif.
Keberhasilan ASI eksklusif dimulai dari inisiasi menyusui dini (IMD). Proses
IMD dilakukan segera setelah bayi dilahirkan, yakni dengan meletakkan bayi di
dada ibu kemudian dibiarkan mencari puting dan mulai menyusui.
Umumnya, IMD yang berhasil dan efektif berhubungan dengan keberhasilan menyusui dan baiknya status gizi anak.
Solusi Kebutuhan Nutrisi Ibu Menyusui
Untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif, nutrisi untuk ibu menyusui tentu harus dipenuhi dengan baik.
Kebutuhan nutrisi makro maupun mikro ibu harus tercukupi sejak persiapan hamil, saat hamil, hingga menyusui.
Nutrisi makro atau makronutrien adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah besar dalam tubuh, umumnya sebagai pemberi tenaga. Yang termasuk ke dalam nutrisi makro adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
Sementara itu, nutrisi mikro atau mikronutrien adalah zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh.
Meski
demikian, keberadaan nutrisi mikro ini sangat penting dan wajib demi memastikan
berbagai proses metabolisme berjalan dengan baik. Nutrisi mikro dapat berupa
vitamin dan mineral.
Beberapa contoh makanan yang mengandung zat gizi makro maupun mikro yang dapat
dikonsumsi oleh ibu menyusui adalah:
· Karbohidrat, seperti kentang, roti, pasta, makaroni, ubi, dan singkong.
· Protein, termasuk daging, ikan, telur, makanan laut untuk protein hewani serta tahu, tempe, dan kacang-kacangan untuk protein nabati. Susu juga merupakan salah satu sumber protein yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.
· Lemak, contohnya adalah lemak tak jenuh seperti minyak zaitun, minyak jagung, lemak dari makanan laut.
· Zat besi, antara lain ada di dalam daging merah dan aneka sayuran hijau.
· Kalsium, terdapat di susu, keju, dan yogurt.
· Vitamin B, contohnya adalah ikan, daging merah, dan udang.
· Asam folat, dapat diperoleh di dalam telur, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Pada umumnya, kebutuhan gizi ibu menyusui lebih tinggi dibandingkan masa kehamilan. Sehingga setiap hari wajib diperhatikan kecukupan gizi ibu yang jumlahnya tepat, lengkap dan seimbang.
Selain mengonsumsi asupan di atas, konsumsilah susu yang diformulasikan khusus untuk ibu menyusui, yang mengandung nutrisi lengkap makro dan mikro dalam jumlah tepat, lengkap, dan seimbang.
Susu khusus ibu menyusui yang mengandung protein yang bermanfaat untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Kandungan DHA dan omega-3 di dalam susu khusus ibu menyusui juga baik untuk mendukung kecerdasan bayi dan sebaiknya yang dilengkapi dengan kalsium dan vitamin D. Keduanya baik untuk pembentukan tulang bayi dan mempertahankan kepadatan tulang ibu. Bila mengkhawatirkan pasokan ASI, susu khusus ibu menyusui bisa menjadi solusinya. Susu yang diperkaya dengan vitamin B2 dan B12 untuk membantu meningkatkan kuantitas ASI.
Yuk, kita cegah stunting dengan ASI eksklusif. Konsumsi makanan bergizi dan minum susu khusus ibu menyusui setiap hari, karena waktu tak bisa kembali.