Kec. Seginim Kab. Bengkulu Selatan

Tidak menemukan apa yang anda cari ?

Cari Lagi

APBDes SUKARAJA 2021

Bagikan Postingan ini

PEMERINTAHAN DESA MELAKUKAN TEGORAN
GURU PAUD

Meski Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting bagi anak usia dini sebelum masuk ke sekolah formal, kualitas dan kuantitas gurunya dinilai masih jauh dari harapan. Kondisi kehidupan para guru PAUD ini pun masih jauh dari sejahtera. Sebab hanya sebagian kecil guru PAUD yang bergelar sarjana. Sebagian besar guru PAUD di desa Sukaraja adalah lulusan SMP, SMA, dan D2 Pendidikan Guru PAUD.

“Ini tentu sebagai ironi karena guru PAUD diharapkan memiliki ilmu yang cukup untuk melakukan pendekatan psikologis dan pedagogis dalam mendidik anak. Memang kementerian dan lembaga swasta sering mengadakan pelatihan, tapi biayanya tidak murah dan memberatkan,” kata Ketua BPD desa Sukaraja, jusar, dalam keterangan resminya, kamis (16/09/2021).

UNDANG-undang telah menggariskan, sebanyak 10% dana desa harus dialokasikan untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Akan tetapi peraturan tersebut sudah maksimal diterapkan di tingkat desa. Maka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kurang nya murid yang ada di desa dan kini terbengkalai, sehingga Gedung PAUD pun tersebut dibilang gedung kelelawar. sektor kesehatan masih jauh dari perhatian Guru PAUD desa. Di Desa Sukaraja, Kecamatan Seginim, Kabupaten Bengkulu Selatan, sebuah PAUD kini dibiarkan tak berfungsi. Padahal sekitar 20 anak usia dini terdaftar di Posyandu desa setempat. Sejak awal tahun ini, tidak ada lagi minat siswa bagi anak usia dini di tempat tersebut.

 

Warga Desa Sukaraja, Edi, mengatakan, sejak awal tahun sekolah PAUD di Desa Sukaraja tidak beroperasi lagi. Edi menambahkan sejak dijabat Pjs di desa itu, proses pengajaran di PAUD mandek. Padahal sudah banyak alumnus PAUD di desa itu. “Rata-rata kami punya anak-anak tamat di PAUD. Lulusan PAUD saat masuk SD menjadi lebih siap dan bisa belajar dengan baik karena sudah ada dasar di PAUD. Anak-anak jadi lebih percaya diri. Kami dengar alasan sekolah ini karena kurangnya kreatif guru dalam mengajak anak mengajar di sini. Guru-guru nya pun kurang dalam pengawasan murid. Sekolah ini pun kebersihan ruang dan tempat masih kurang memadai. Padahal guru paud sudah di anggarkan di dana desa. Tetapi saat ini banyak juga orangtua wali murid untuk bersekolah ditempat lain, sehingga guru paud kerja tanpa murid, ini pun banyak masyarakat bilang gaji orang buta” ujar Edi kepada pemerintah desa, Kamis (16/9).

 

Kepala Desa Sukaraja Limardani mengatakan tegoran dan arahan kepada guru-guru paud. Saat diundang kekantor desa guru paud hanya 2 orang yang hadir sementara 2 orang laginya entah kemana. Saya berharap untuk awal tahun depan sekolah paud ini ada muridnya. Kapan perlu warga desa sukaraja jagan ada lagi yang bersekolah di luar desa. Sedangkan sektor pendidikan sangatlah penting Lulusan PAUD saat masuk SD menjadi lebih siap dan bisa belajar dengan baik karena sudah ada dasar di PAUD. Kades mengaku sudah mengetahui adanya peraturan yang mewajibkan alokasi dana desa 10% untuk kesehatan dan pendidikan. Namun mengaplikasikan kebijakan di pendidikan masih belum dilakukan secara baik. Padahal PAUD Diakui oleh pemerintah daerah sangatlah rugi masyarkat desa sukaraja kalau PAUD sudah tidak beroperasi lagi karena ketiadaan murid. Sedangkan bangunan serta perlengkapan belajar dan bermain anak-anak masih tersedia.

“Dalam rapat pemerintahan desa dengan guru PAUD, banyak macam alasan guru paud minta agar desa dapat mengalokasikan anggaran untuk membiayai rehap gedung paud. Sehingga kami sepakat tahun anggaran 2022 kami alokasikan anggaran untuk Perehapan PAUD ini. Kami pun berharap sekolah paud pun banyak peminatnya, jangan mau kalah dengan sektor kesehatan seperti kader Posyandu dan kader lansia di desa,” ungkap Limardani.

Berita Lainnya

0 0 vote
Rating
guest
0 Komentar
Inline Feedbacks
View all comments

0